Senin, 07 September 2015

Belajar Merendahkan Hati... BISA walaupun Sulit... dan Terus Belajar

Pagi ini dengan usaha dan motivasi saya berhasil mengangkat sepatu lari dan jacket untuk menyelesaikan "tugas" harian target untuk berinvestasi pada harta Jasmani supaya tetap fit. Menikmati pagi ini 5:45 udara yang masih segar dan dingin serasa menambah semangat dan dalam hati "lumayan juga bisa napas banyak, sambil denger suara burung dialam yang semakin jarang".

Oh iya, saya banyak di nasehati oleh rekan-rekan yang sudah pengalaman bersepeda dan lari pagi, bahwa aturan no 1 untuk lari diluar adalah "Jalan/Lari HARUS MELAWAN Arah lalu lintas agar bisa melihat lalu lintas didepan kita juga harus di pinggir sekali jika kebetulan tidak ada trotoar". Karenanya 3th ini saya selalu inget pesan rekan-rekan. Juga sedih karena ada beberapa rekan-rekan yang bersepeda terkena kecelakaan.

Pagi ini 4.5km pertama sangat asik karena kebetulan sedang fit, tiba-tiba sedang asik menyelesaikan 500 meter terakhir, ada sebuah motor hampir menyerempet dari belakang saya dan "Melawan Arus". 50 meter didepan saya motor tersebut berhenti, pengemudi laki-laki turun karena kebetulan didepan sebuah komplek. lalu penumpang menjadi pengemudi yang adalah seorang wanita.

Saat itu saya hanya berpikir 2 hal

1. Pengen sekedar mengingatkan bahwa melawan arah adalah salah, dan juga kebetulan jalan tersebut sangat amat kosong bahkan jangankan ada mobil atau motor lain, seekor anjing / kucing juga sedang absen mungkin sedang cari sarapan pagi.

2. Cuek aja lah, langsung aja ngak perlu ngomong, lagian percuma juga kalo mao ngasih tau.

Pagi ini karena semangat saya mengambil pilihan 1, saya bilang dengan si ibu yang berbalik arah setelah menurunkan pengemudi. Saya mencoba menyampaikan dengan sangat amat "sopan" supaya tidak terkesan menegur "Ibu melawan arah sangat tidak baik, saya  atau orang lain bisa tertabrak". Sebenarnya harapan saya, dia mengerti apa yang dia lakukan salah dan tidak mengulangi nya. Tapi response nya bikin saya agak "Emosi", karena dengan santai dan pongahnya dia cuma bilang "Ngak lah Pak, saya juga lihat, masa orang gede gitu ngak dilihat"

Saya langsung ngeloyor pergi, sebelum suasananya merusak kebahagian pagi saya.

Pulang saya berpikir betapa sulitnya kita Belajar menerima masukan dari orang lain, ya kita semua termasuk saya. Semakin kita mencapai "kesuksesan" seringnya kita semakin tidak bisa mendengar nasihat atau masukan dari siapapun.

Rasanya sayang juga jika rekan atau sahabat kita, tidak lagi ingin memberikan kita masukkan padahal demi kebaikan kita, semuanya karena kesombongan kita, yang pada akhirnya membuat kita tidak bisa bertumbuh lagi menjadi manusia yang lebih baik.

Yang paling repot jika kita sampai tidak ingin di nasehati atau di tegur Tuhan, betapa gawatnya.

semoga kita semua mau belajar terus dari siapapun dan menjadi kan belajar menjadi sebuah kebiasaan/HABIT.

salam terus belajar..

2 komentar:

  1. Super banget ! TUlisannya Ringan , Santai , Tapi berisi ! Top markotopppppp !!! <3 <3 <3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih belajar terus, pengen berbagi bro, supaya hidup sebagai sebuah komunitas lebih baik.

      Hapus